Vietnam
dalam Perang Kemerdekaan
Gerakan kemerdekaan vietnam yang merupakan
manifestasi dari sikap anti dominasi asing, sebenarnya sudah ada pada zaman
kuno. Kemudian sikap tersebut diperuncing dengan politik kolonial Perancis yang
kaku dan tak kenal keadilan, ia menjalankan politik asimilasi, tanpa memberi
kesempatan kepada vietnam menuju arah self
goverment. Perlawanan timbul dimana-mana, namun perlawanan rakyat tidak ada
kekompakan.
Di
vietnam , dalam perjuangan melawan perancis secara garis besar terdapat dua
kelompok yang sulit untuk di satukan yaitu kaum komunis dan kaum nasionalis.
Dalam perkembangan selanjutnya ternyata kaum komunis berhasil memegang kendali
dalam memimpin rakyat untuk melawan penjajah.
Sebelum
mengetahui pergerakan komunis dalam memimpin dan mengendalikan perjuangan
kemerdekaan di negara-negara indocina, perlu kiranya dikemukakan sedikit
tentang komunisme. Dalam taktik dan praktek perjuangan mencapai tujuan akhir,
kaum komunis banyak berpegang pada ajaran marxisme-leninisme, kemudian
diterangkan untuk meraih tujuan komunis harus ditempuh dengan mengadakan
revolusi yang disertai kekuatan fisik. Sesuai doktrin lenin perang merupakan
salah satu cara penyelesaian politik. Ho chi minh adalah peminmpin gerakan
komunis di vietnam, pada tahun 1922 ho chi minh untuk pertama kalinya
mengunjungi moskow, sebagai delegasi dalam kongres ke empat komunis
internasional (komintern), dalam kongres itu menetapkan didirikannya suatu
cabang didaerah bagian asia selatan. Gerakan komunisn vietnam yang memimpin
kemerdekaan vietnam tidak lepas dari komintern karena dalam komintern ini
segala kegiatan dan jaring-jaring gerakan komunis diseluruh dunia diatur,
komintern sendiri didirikan oleh lenin pada tahun1919 merupakan kubu yang
sangat berfungsi dan banyak memberikan bantuan kepada gerakan komunis di tiap
negara yang sedang bergolak menuntut kemerdekaan, hal ini sesuai dengan
kbijakan lenin dengan strategi perang
revolusionernya . geris kebijakan lenin mewajibkan semua kekuatan komunis untuk
membantu gerakan-gerakan kemerdekaan.dalam jaringan-jaringan komintern selalu
bermuka dua selain memperlihatkan wajah bersahabat dengan pemerintahan yang
bersangkutan akan tatapi secara diam-diam ia juga membiayai gerakan bawah tanah
dengan target mengkomuniskan pemerintahan yang belum komunis.
Pada
tanggal 3 februari 1930 setelah komunis disatukan oleh ho chi minh, berdirilah
partai komunis vietnam yang dikenal dengan sebutan partai komunis indocina.
Tujuan revolusi yang hendak dicapai telah dirumuskan terdiri dari 10 point, dan
3 point yang pokok adalah:
1. Melawan
imperialisme perancis, feodalisme dan kaum reaksioner klas kapitalis vietnam
2. Membentuk
negara vietnam yang merdeka secara penuh
3. Mendirikan
suatu pemerintahan yang terdiri dari kaum buruh, petani, dan militer.
2.2.1 Masa Viet Minh
Situasi
menjelang PD II dikawasan asia timur cukup kritis, karena sikap jepang yang
semakin okspansionis, Pada tahun 1937 jepang berhasil mendirikan negara boneka
Mantsuko, setelah berhasil mengalahkan kekuatan Cina , pertempuran demi
pertempuran kemenangan kemenangan berada di pihak jepang ,menghadapi situasi
tersebut rezim chiang kai sek yeng berpisah dengan golongan komunis pimpinan
mau tse tung sejak tahun 1927 bersatu kembali, pemerintahan ciang kai sek
kemudian minta bantuan instruktur-instruktur komunis untuk melatih tentara
nasionalis dalam rangka melancarkanperang gerilya melawan jepang, instruktur
itu diantaranya adalah ho chi minh. Baginya kesempatan ini sangat penting
karena dapat bertemu kembali dengan pham van dong dan vo nguyen giap
kader-kader kepercayaan ho chi minh waktu tinggal di kanton, ketiga orang
inilah yang mempunyai peran penting dalam menentukan jalan perkembangan sejarah
modern di vietnam.
Pada
saat PD II sudah berkobar, Jepang merupakan negara yang sangat kuat di asia.
sementara itu kekuatan inggris dan Perancis menjadi lemah karena tenaganya baru
dikerahkan ke eropa. Kesempatan ini di pergunakan jepang untuk menduduki
daerah-daerah jajahan inggris dan perancis tidak terkecuali daerah indocina.
Slah satu faktor yang mendorong jepang dengan mudah menduduki indocina yaitu
kekalahan perancis dengan jerman pada tahun 1940. Karena kemenangan jerman ini
maka indocina dibawah pengawasan
pemerintahan yang tunduk pada jerman, yang konsekunsinya akan menurt pula dengan
jepang sebagai sahabat jermandalam pact anti comintern, pada tanggal 22
semptember 1940vichy mengijinkan jepang menduduki tongkin, kemudian pada
tanggal 29 juli 1941 tercapai persetujuan antara jepang dan perancis . jepang
diberi hak jalan dan hak menggunakan pangkalan-pangkalan perancis untuk
kepantingan militer jepang, selain itu perancis juga mengakui kepentingan
ekonomidan politik jepang di asia timur.
Komunis
sadar bahwa gerakannya belum mampu untuk bekerja sendirian melawan kekuatan
jepang dan perancis, mereka masih membutuhkan pihak lain untuk membantu
mendobrak kekuatan asing tersebut. Maka metode united national font sebagai
bagian dari taktik komunis diterapkan, dengan slogan anti kapitalis, sama-sama
senasib dan seperjuangan melawan penjajah biasanya akan menumbuhkan kekuatan dan
semangat juang yang besar , sehingga optimis bahwa kekuatan penjajah dapat
diusir. Kalau kekuatan asing berhasil di usir, kaum komunis akan menendang
kelompok non komunis yang tadinya sama-sama berjuang. Demikian taktik komunis
yang sangat licik dan tidak menghargai jasa orang lain. Konsep politik ini akan
terus berlanjut yang kemudian akan melahirkan konsep “demokrasi rakyat” dengan
konsep ini diharapkan partai komunis yang berorientasi ke moskow akan terbentuk
susuna partai yang heterogen.
Pergantian
kekuasaan perancis kepada jepang di indocina pada bulan mei 1941, kaum komunis
baru mengadakan kongres di chiangsi-propinsi kwangsi. Dalam kongres ini kaum
komunis mengundangwakil-wakil dari pemuda dan golongan nasionalis. Pada 19 mei
1941 terbentuklah suatu wadah perjuanganbersama sebagai liga kemerdekaan
vietnam yang di beri nama viet minh, tujuannya yaitu ingin melenyapkan perancis
dan kekuasaan jepang di vietnam.
Secara
formal viet minh merupakanliga kemerdekaan yang terdiri dari berbagai golongan,
namun secara material di dominasi oleh kaum komunnis. Justru viet minh itulah
disamping sebagai alat untuk mencapai kemerdekaan, tetapi juga merupakan wadah
untk mengembangkan pengaruh komunisme. Memang dalam perjuangannya vet minh
lebih mengedepankan nasionalisme dari pada komunisme. Oleh karena itu pemimpin
viet minh ho chi minh lebih di kenal oleh rakyat sebagai bapak nasionalis bukan
sebagai tokoh komunis. Dengan demikian rakyat minimal akan memberi bantuan dan
kekuatan masyarakat inilah merupakan faktor yang sangat penting bagi gerakan
komunis dalam mengadakan revolusi.
Bulan
agustus 1945, jepang menderita kekalahan atas tentara sekutu. Kedudukannya
sebagai penguasa vietnam menjadi berantakan. Sebaliknya posisi viet minh
semakin kuat, dengan mempropagandakan gerakan nasionalis pengaruh viet minh
terhadap rakyat semakin kuat. Pada tanggal 25 agustus 1945bao dai yang
merupakan raja ciptaan jepang menyerahkan kekuasaannya kepada ho chi minh, maka
dalam masa vacuum of power ini digunakan sebaik-baiknya oleh viet minh. Pada
tanggal 2 september 1945 ho chi minh mengumumkan kemerdekaan vietnam dengan
sebutan republik demikrasi vietnamberpusat di hanoi.
Setelah
PD II berakhir perancis atas dukungan inggris berhasil menduduki indocina
kembali. Pada tahun 1946 perang kemerdekaan untuk berikutnya tidak dapat
dihindarkan. mulai tahun 1947 perancis berhasil memukul tentara viet minh di
beberapa wilayah. Disamping menggunakan kekuatan senjata perancis juga
menjalankan politik memecah belah. Pada bulan maret 1949 bao dei dia ngkat
sebagai penguasa vietnam dibawah pengawasan perancis. Tetapi pada tahun 1949
kekuatan viet minh sudah mulai meningkat, apalagi setelah bantuan mao tse tung
berhasil mendirikan republlik rakyat cina (RRC) didaratan tiongkok, posisi viet
minh semakin kuat karena itu mau tse tung mengakui dan memberikan bantuan
terhadap perjuangan komunis di vietnam. Pada tahhun 1951 partai komunis vietnam
yang sudah dibekukkan sejak tahun 1945, dibentuk kembali dengan nama partai
buruh atau dong lao dong. Pada tahun 1954 dong lao dong dan viet minh semakin
membahayakan posisi perancis
2.2.2 Jatuhnya benteng dien bien phu dan perjanjian
jenewa 1954
Dien
bien phu direbut perancis mulai 20 november 1953, setelah perancis dibawah
komando jendral navarre mendatangkan bala bantuan dari jerman barat, afrika
utara dan korea.navarre kemudian membentuk pasukan yang di persatukan oleh
poskemudian dikelompokkankedalam unit-unit pasukan mobil.kekuatan yang cukup
besar ini diharapkan bisa menghancur leburkan kekuatan kaum gerilya
Namun
pasukan viet minh mengadakan perlawanan dengan taktik yang diatur sedemikian
rupa sehingga perancis kebingungan. Pasukan komunis menggunakan taktik yang
diajarkan oleh mao tse tung “musuh maju kita mundur, musuh diam kita ganggu,
musuh lemah kita serang, musuh mundur kita kejar”, gerakan perlawanan kaum
komunis itu semakin kuat karena mendapat bantuan dari RRC dan Rusia. Di bawah
vo nguyen giap , gerakan komunis selalu mengadakan perang dengan taktik
gerilyayang lebih kuat dan meluas. Navarre percaya bahwa tidak mungkin kalau
tentara viet minh dibawah vo nguyen giap berani berani menyerang benteng dien
bien phu, ia membanggakan kekuatan pasukannya yang begitu besar apalagi ia
mendapat bantuan dari amerika serikat.
Kelamahan
dan keteledoran pihak perancis itu, dinilai oleh jendral vo nguyen merupakan
saat yang tepat untu melakukan tingkat akhir perang gerilya. Posissi perancis
semakin terdesak, viet minh telah menduduki dua pertida daerah vietnam
disebelah utara. Keadaan semacam ini mendorong blok barat untuk melakukan
perundingan, dalam persoalan ini viet minh mendapat desakan dari RRC dan rusia
agar menerima untuk diadakan perundingan tersebut.pada bulan februari empat
besar amerika srikat, perancis, inggris, dan rusia mengadakan pertemuan berlin
yang menyetujui akan diadakannya konpferensi membahan masalah perang korea dan
indocina dan sebagai realisasinya akan diselenggarakan konferensi jenewa yang
akan dimulai tanggal 26 april 1954.
pada
tanggal 13 maret vo nguyen giap mengadakan serangan terbuka terhadap benteng
pertahanan dien bien phu , pada tanggal 25 april dalam situasi kegoncangan di
vietnam dibukalah konferensi jenewa yang dihadiri oleh perancis,viet minh,
kamboja, laos, RRC, inggris, amerika serikat, rusia korea utara dan selatan,
yang lebih dikhususkan membahas perang vietnam meskipun sudah dibahas secara
keseluruhan.
Pada
tanggal 7 mei 1945 pertempuran berakhir dengan kemenangan dipihak viet minh,
kemenangan pasukan viet minh di benteng dien bien phu telah mempercepat proses
perjanjian jenewa, pada tanggal 20 juli 1954 konferensi mencapai persetujuan
dengan menghasilkan kepurusan terdiri dari 6 bab,47 pasal yang dismpulkan :
mengakui kemerdekaan penuh kepada kamboja, laos, dan vietnam. Disetujui pula
tentang pembagian vietnam menjadi 2 (vietnam selatan dan utara). Perancis dan
republik vietnamselatan harus memindahkansemua pasukannya yang ada di utara dan
berlaku sebaliknya.
Suatu
hal yang harus diperhatikan yaitu dalam persoalan penanda tanganan dari isi
perjanjian tersebut. Dalam hal ini amerika serikat dan vietnam selatan tidak
mau menandatangani perjanjian tersebut, keduanya tidak menyetujui poin-poin
yang ada dalam perjanjian jenewa tersebut. Menilai isi perjanjian jenewa ini
ternya bukan suatu akhir justru ketentuan itu melahirkan dua negara vietnam
(vietnam utara dan selatan). Keputusan konferensi jenewa itu bertentangan
dengan ho chi minh akan membawa peta perkembangan politik di vietman begitu
unik dan kompleks, pertentangan ideologi serta ikut campur tangan asing tidak
bisa dibendung lagi, dan perkembangan ini tidak terbatas divietnam, tetapi
ikkut mempengaruhi perkembangan politik terhadap negara-negara tetangga.
2.3
Keterlibatan Amerika dalam Konflik Vietnam
Perjanjian Jenewa yang diharapkan
bisa mengakhiri konflik diantara pihak-pihak yang saling bertentangan, hasilnya
malahan sebaliknya. Pembagian Vietnam menjadi dua yaitu Vietnam utara dan
Vietnam selatan tidak mendatangkan kepuasan diantara kaum komunis disatu pihak
dan kelompok non komunis di lain pihak. Pembagian ini justru akan memperdalam
jurang pertentangan diantara kedua belah pihak, yang masing-masing akan
mendatangkan campur tangan asing. Kalau dari pihak komunis ada campur tangan
dari Rusia dan RRC, sedangkan dari pihak non komunis ada campur tangan dari
Amerika Serikat.
2.3.1 Alasan AS Terlibat dalam konflik di Vietnam
1. Dari segi Ideologi
Bagi Vietnam utara, sebagai Negara
komunis sudah barang tentu mendapat bantuan serta pengaruh dari RRC dan juga
Rusia. Tindakan Negara-negara komunis semacam ini semakin menggelisahkan pihak
Amerika Serikat. Ia teringat akan pengalamannya perang Korea, RRC nampak begitu
ekspansionis dengan mengirim tentaranya ke kancah pertempuran. Oleh karena itu Amerika Serikat merasa khawatir, akan
meluasnya komunisme di Asia Tenggara, sehingga dirasa perlu mengadakan
intervensi secara langsung di Indocina, sebagaimana telah dikatakan oleh
Senator J. Kennedy, bahwa setelah jatuhnya Dien bien phu nampaknya ada
kemungkinan jatuhnya Negara-negara di Asia Tenggara ketangan komunis, maka
Amerika Serikat perlu secara langsung mengadakan intervensi militer. Hal ini
sebagai suatu indikator bahwa Amerika Serikat ingin mengadakan intervensi
militer secara langsung, ketangan Asia Tenggara, khususnya Indochina. Walaupun
Nixon dalam hal ini mengatakan bahwa pemerintahan Amerika Serikat baru akan
mengirimkan pasukannya bila keadaannya memaksa. Kalau demikian bahaya dan
subversi komunis dinilai sebagai suatu keadaan memaksa.
2. Dari Segi Ekonomi
Indocina khususnya dan Asia
Tenggara umumnya merupakan daerah subur dan kaya dengan letaknya yang cukup
strategis. Bukan hanya merupakan route perdagangan internasional, tetapi juga
mewujudkan pintu gerbang dan benteng pertahanan Amerika Serikat dari barat ke
timur.
3. Dari
Segi Geopolitik
RRC
dan Amerika Serikat mempunyai kepentingan politik yang tidak jauh beda,
sehingga tempat ini dijadikan medan persaingan yang berkepanjangan. RRC menganggap
bahwa AS sebagai penghalang dalam melaksanakan dasar dan tujuan politik luar
negrinya. Sebaliknya AS menilai RRC sebagai bahaya yang ekspansionis, yang mau
tidak mau akan merupakan akan merupakan penghalang juga bagi kepentingan AS di
Asia Tenggara. Apalagi melihat letaknya Negara yang saling bersebelahan maka
dengan kata lain jatuhnya Indochina, berarti akan mempermudah menebarkan
sayapnya kenegara-negara lain dalam kawasan Asia Tenggara.
2.3.2 Keterlibatan AS di Negara Vietnam
Keterlibatan AS secara langsung di
Vietnam Selatan, dilihat dari situasi dan kondisinya memang sangat tepat, sebab
pada saat itu akibat perang kemerdekaan dan menggantikan peranan perancis sejak
tahun 1954. Vietnam selatan dalam keadaan lemah, keadaan social ekonominya
menjadi tidak karuan, sedangkan situasi politik mengalami kegoncangan. Setelah
perancis angkat kaki dari daerah itu, ternyata vietnam selatan tidak dapat
berdiri tegak. Ini disebabkan bahwa adanya pengaruh masa sebelumnya, yaitu
sifat pemerintahan yang dibentuk disana hanyalah semacam pemerintahan boneka
yang selalu menggantungkan diri kepada Negara-negara yang dianggap sebagai
pelindungnya. Oleh karena itu, kedatangan AS oleh pemerintahan Saigon
betul-betul diterima baik.
Selanjutnya diadakan pembaharuan
dan pembangunan di dalam negeri. Dalam program memajukan bangsa dan Negara
Republik Vietnam Selatan ini ternyata Amerika Serikat memegang peranan penting.
Ia membantu dan sangat mempengaruhi dalam segala aspek kehidupan pemerintahan
Vietnam Selatan, antara lain :
1. Untuk
memperkuat pertahanan Vietnam Selatan Amerika Serikat telah menempatkan
sejumlah 460.000 pasukan udara dan laut. Mulai tahun 1955 Amerika Serikat
betul-betul merupakan baking bagi pemerintahan Ngo Dinh Diem. Sebab AS
berpendapat bahwa invansi komunis hanya bisa di bending dengan kekuatan
militer.
2. Lebih
dari 100 opsir dibawah Jendral Samuel William juga didatangkan untuk melatih
tentara Vietnam.
3. Untuk
menghadapi serangan dari Vietnam dari Vietnam Utara, dibentuk pasukan collective defence antara
pasukan-pasukan Amerika Serikat dan pasukan-pasukan Vietnam Selatan.
2.3.3 Kegagalan Amerika Serikat dalam konflik
Vietnam
Dari pihak generasi muda dan intelektual
AS sendiri, karena mereka sudah muak melihat perang yang terus berkepanjangan
sehingga merugikan keadaan dalam negeri AS sera kurangnya penghayatan terhadap
aspirasi rakyat Vietnam khususnya dan bangsa Asia Tenggara umumnya. Halini
merupakan kekeliruan dalam strategi politiknya.
Berdasarkan A.J Toynbee (sejarawan
perancis) pada tahun 1969, kegagalan Amerika Serikat di Vietnam didasarkan
beberapa faktor, antara lain :
1.
Asumsi
Amerika Serikat
Amerika
memandang Ho Chi Minh dan rakyat Vietnam dengan pandangan yang kurang tajam.
Seakan-akan komunis Ho akan sama dengan komunis Mao, memang intervensi AS di
Vietnam dalam rangka membendung bahaya kuning dari utara, dengan cara begini
Amerika tidak mau melihat bahwa rakyat Vietnam betapapun dalamnya mereka
menerima pengaruh Cina, mereka tidak pernah kehilangan identitasnya sebagai ras
Vietnam, sehingga dengan demikian AS tidak dapat menentukan strategi yang
tepat.
2.
Musuh
tradisional Vietnam
Berakarnya peradaban
Cina dinegara Vietnam semata-mata akibat penaklukan militer yang kemudian
diikuti oleh imigrasi China dan proses Cinanisasi dikalangan penduduk pribumi.
Berkali-kali rakyat Vietnam melawan invasi kuning tetapi selalu gagal. Barulah
setelah abad ke-10 kemerdekaan dapat direbut, sekalipun masih harus bayar upeti
kepada kaisar Cina. Invasi-invasi cina setelah abad10 tak pernah efektif dan
tidak berlangsung lama.
Dampak dominasi
Cina atas Vietnam dan perlawanan rakyat terhadapnya telah mengkristal dalam
larutan sosio-kultural Vietnam dalam bentuk anti dominasi asing dengan cina
sebagai musuh tradisionalnya. Anti dominasi asing yang merupakan warisan masa
lampau itu terus berlangsung dan berkembang sampai masa modern ini. Siapa pun
orang asing : Cina, Perancis, Jepang dan Amerika pasti mereka lawan.
3. Intervensi
Amerika
Ketelibatan AS
secara langsung di Vietnam Selatan ternyata telah mendekatkan hubungan
Hanoi-Peking. Tetapi hendak diingat bahwa hubungan ini terjadi karena dipaksa
oleh suatu keadaan yang justru merupakan Challenge (tantangan). Dan pendekatan
antara Hanoi dengan peking sebagai Responsnya. Tetapi hal itu bukan merupakan
naluri dan tidak tahan lama. Kareana pada prinsipnya perasaan anti cinalahyang
merupakan naluri rakyat Vietnam, yang suatu saat akan meletus bila terdapat
tantangan dari kekuatan asing. Karena pada mulanya menentang dominasi Cina,
maka perasaan anti cina itupun tidak pernah lenyap dari hati sebagaian besar
rakyat Vietnam. Nampaknya hal ini tidak dipahami AS.
4. Perang
Kolonial dan perang terhadap komunisme
Bagi rakyat
Vietnam perang melawan Jepang, Perancis dan AS merupakan perang kolonial,
perang menentang dominasi asing. Akarnya telah dalam tertambat bahkan
mengkristal dihati rakyat Vietnam. Dengan demikian kedatangan AS yang berslogan
untuk membendung komunisme dirasakan sebagai sesuatu yang aneh dan bertentangan
dengan aspirasi rakyat Vietnam. Apalagi kemudian ternyata intervensi itu
mengakibatkan kehancuran yang merugikan segala aspek kehidupan rakyat.
Akibat perbedaan pandangan tentang
motif perang Vietnam antara rakyat Vietnam dan AS itu telah menyeret perhatian
dunia terhadap wilayah yang bernasib malang ini. Akhirnya disadari bahwa
tindakan Amerika itu didasarkan atas pandangannya geopolitik yang rapuh,
alturisme yang naïf, alturisme sebagai suatu pendirian yang menolong orang
lain. Tetapi dalam kasus campur tangan AS di Vietnam alturisme yang menopang
kecerobohan. Sebab menolong pihak non komunis yang sebenarnya merupakan rezim
korup dan tidak mengakar pada rakyat.
2.4
Bersatunya Vietnam Utara dan Selatan
Keadaan di Vietnam
Selatan makin hari makin buruk, setelah tahun 1960 lahir FPNVS (Viet Cong) atau
bisa disebut juga dengan Komunis Vietnam yang dipimpin oleh Nguyen Huu Tho.
Tujuan dari gerakan ini adalah untuk melawan rezim Saigon Rezim Saigon yang
kaku, tertutup, dan kurang memperhatikan nasib rakyat dan Imperialis Amerika,
menciptakan Vietnam Selatan yang sempurna dan bebas dari campur tangan bangsa
asing,ingin mempersatukan seluruh Vietnam, dan memperbaiki kehidupan sosial
ekonomi yang dimanifestasikan melalui Revolusi Sosial. Gerakan ini dapat
berkembang pesat dalam waktu yang singkat, dan 90% daerah pedesaan telah
dikuasai, serta menamakan usaha gerakannya sebagai perang pembebasan. Menurut
Fred Schwarz gerakan ini memang punya daya tarik untuk memikat rakyat meliputi:
a.
Rasa ingin bebas dari
kapitalisme, dimana sangat menguntungkan bagi rakyat yang tertindas yang membutuhkan banyak
materi.
b.
Filsafat Materialisme, disini
unsur materilah yang dinilai sebagai unsur untuk memenuhi kebahagiaan dalam
hidup.
c.
Kebanggaan intelektual, dimana
mereka dapat memprotes bentuk ketidakadilan dan kepincangan pemerintah.
d.
Agama yang tidak memenuhi
kebutuhan manusia, disini agama dianggap sebagai penghambat melawan kemiskinan.
Pada 6 Juni 1969,
bertempat ditengah hutan yang merupakan pusat gerakan Viet Cong, diadakan suatu
pertemuan tokoh-tokoh gerakan front pembebasan tersebut yang terdiri dari 88
orang anggota dan 72 orang peninjau yang berasal dari berbagai kelompok
masyarakat. Pada tanggal 8 Juni 1969 pertemuan berakhir dan hasilnya adalah
pembentukan pemerintahan sendiri yang diberi nama pemerintahan sementara
revolusi Vietnam Selatan (PSRVS) yang selanjutnya disebut pemerintahan
sementara dan melalui siaran resmi dari Hanoi pada tanggal 9 Juni 1969
pemerintahan sementara disahkan. Kekuasaan tertinggi dipegang oleh Phung Vam
Vung dan wakilnya Nguyen Van Kiet serta Nguyen Doan. Terbentuknya pemerintahan
sementar merupakan kelanjutan dari strategi Viet Cong menantang Rezim Saigon.
Posisi Rezim Saigon terancam sehingga kalau tidak ada dukungan dari AS mungkin
Rezim Saigon kalah apalagi setelah dikeluarkannya Doktrin Nixon yang intinya
pengurangan pasukan Amerika dari wilayah Asia Tenggara. Doktrin Nixon ini bertujuan
untuk sedikit demi sedikit meletakkan tanggung jawab keamanan kepada tentara
Vietnam Selatan. Tetapi kebijaksanaan ini keluar pada saat yang kurang tepat
karena tentara komunis dan Vietnam Utara terus mengalir ke Selatan untuk
memperkuat kedudukan Viet Cong.
2.4.1 Kepemimpinan
Saigon
Saigon
adalah Rezim yang rapuh dan tidak akan bertahan tanpa bantuan pihak asing.
Secara tradisional rakyat Vietnam mengakui legitimasi suatu pemerintahan
berdasarkan konsep konfusianisme tentang Mandate Of Heaven (seorang raja boleh
tetap berkuasa selama ia menjalankan prinsip kebaikan dan keadilan, tetapi bila
yang terjadi sebaliknya maka ia kehilangan mandat dan pemberontakan rakyat akan
terjadi untuk meruntuhkan raja itu. Bila teori gaya otokratik dan gaya demokratik
diterapkan pada kepemimpinan politik Vietnam Utara maupun Selatan memilih gaya
yang pertama. Keadaan ini diderita oleh seluruh Rezim Selatan sejak Rezim
Ngodinh Diem sampai dengan Rezim Nguyen Van Thieu. Para pemimpin komunis telah
berhasil menggerakkan setiap bentuk perlawanan terhadap dominasi asing dan
rezim Saigon yang dipandang sebagai rezim yang korup dan tidak mau tahu akan
aspirasi rakyatnya, sedangkan kebutuhan immateril dan bentuk idealisme
perjuangan untuk menegakkan kemerdekaan bangsa yang bebas dari domninasi
polkitik dan militer asing dari sebagian rakyat Vietnam ditemukan pada tingkah
laku pemimpin-pemimpin komunis.
Tujuan
dan program Viet Cong cukup menggelisahkan pemimpin-pemimpin Saigon, dan
dukungan dari rakyat didapatkan untuk melancarkan Revolusi Sosial, Front ini
menginginkan perubahan sosial secara drastis untuk menjawab jeritan sosial.
Rezim Saigon dipandang sebagai boneka Amerika yang dapat mentelantarkan rakyat,
sehingga rezim ini dianggap tidak sah.rezim Ngo Dinh Diem dikenal sebagai rezim
katolik yang fanatik, walaupun seorang tokoh yang tidak korup tetapi sifatnya
yang otoriter dan diktatorial telah mengundang perlawanan keras terhadap
rezimnya. Penonjolan katolisme yang keterlaluan dari rezim Diem semakin
memanaskan situasi dan memperhebat perlawanan. Kaum buddhisme melihat
orang-orang katolik diberi hak istimewa, selain itu rezim Diem ingin menjadikan
katolik sebagai agama negara. Pada 9 Mei 1963 kaum Budis mengadakan demontrasi
di Hue, tetapi bantuan Amerika datang, sehingga Diem dianggap tidak mampu untuk
merebut sokonhan rakyat atau menghadapi tantangan politiknya.
Ngo
Dinh Diem sangat tergantung pada Amerika Serikat, sehingga rezim sesudahnya
tinggal meneruskan ketergantungan itu. Selanjutnya adalah rezim Nguyen Van Thieu,
pada rezim ini korupsi telah menjalar pada hampir semua jaringan kekuasaan
danmengalami pula krisis legitimasi yang juga dialami rezim-rezim sebelumnya.
Dari kejadian ini semua bisa dikatakan bahwa kultur politik Vietnam Selatan
terjadi sistem korupsi yang meluas itu tidak saja menunjukan bahwa tokoh
militer dan sipil sangatlah lemah dan tak pantas untuk dihormati. Pimpinan yang
korup dan ketergantungan pada pihak asing merupakan sifat tambahan Vietnam
Selatan, selain itu rezim Saigon dipandang telah meninggalkan nilai-nilai
tradisi kemasyarakatan yaitu nilai-nilai luhur.
Perang
Vietnam adalah suatu pertunjukan maut. Kehancuran dibidang fisik menurut
catatan statistik Departemen Pettahanan Amerika Serikat sanmpai April 1970.
Kehancuran akhlak selama pendudukan Amerika Serikat dapat dilihat pada
pertambahan yang menyolok angka pelacur dan pelayan bar.
2.4.2 Akhir Sebuah Lakon
Pada April 1975 Vietnam memasuki babak terakhir. Beberapa tahun
sebelumnya rencana Amerika Serikat untuk mengundurkan diri dari Vietnam membuat
kegelisahan Presiden Nguyen Van Thieu. Disini Amerika terdesak untuk segera
pergi dari Vietnam karena terikat oleh perjanjian Paris 1973. Setelah 2 tahun 3
bulan setelah persetujuan Paris 1973, rezim Saigon menyerah tanpa syarat.
Perubahan politik di Vietnam dan Khmer pada April 1975 terjadi sangat cepat.
Pada 17 April Phnom Phen jatuh, 21 April Thieu meletakkan jabatannya. Moral
tentara Saigon merosot secara drastis hingga banyak derah yang ditinggalkannya
tanpa pertempuran. Bulan April 1975, berakhirlah suatu lakon dipanggung sejarah
Asia Tenggara. Kejatuhan Saigon berarti sekitar 45.000.000 rakyat Vietnam
berada dibawah komunisme Vietnam.
2.4.4 Impak Persetujuan Paris 1975
Persetujuan
Genewa 1954 yang membelah Vietnam menjadi dua tidak dipercayai Ho Chi Minh
sebagai garis batas yang abadi. Pada 27 Januari 1973 Persetujuan Paris telah
ditandatangani oleh Amerika Serikat, Vietnam Utara, Vietnam Selatan dan Viet
Cong yang sebenarnya merupakan suatu integral dari strategi Viet Cong dan Vietnam
Utara, untuk menguasai seluruh Vietnam sesuai dengan konsep Ho Chi Minh. Bagi
kaum Komunis persetujuan ini sangat menguntungkan. Oleh karena itu dapat
dikatakan bahwa impak yang menoojol dari Persetujuan Paris 1973 adalah
keruntuhan rezim Saigon dan cepatnya proses penyatuan Vietnam dibawah Hanoi.
Perjuangan
pembebasan FPNVS telah memegang teguh nilai kemasyarakatan yang sudah mengakar.
Landasan itulah yang sekarang diuji oleh PSRVS dalam membangun negara atas
dasar kemerdekaan, perdamaian dan kerukunan nasional. PSRVS telah
membuktikannya sesaat pengambil alihan kekuasaan pemerintah yang berjalan
begitu serempak tanpa kecanggungan. Tetapi nampaknya usaha penyatuan antara
kedua Vietnam itu tidak terlalu lama lagi karena kesamaan bahasa dan
kebudayaan, maka dapat dikatakan bahwa modal, moral maupun material sudah cukup
memungkinkan untuk bersatunya kembali Vietnam. Sebagai langkah reunifikasi
wakil Vietnam Utara dibawah pimpinan Thruong Chinh dengan wakil Vietnam Selatan
adalah Pham Hung mengadakan pertemuan dan persetujuan atas:
a.
Pembentukan panitia yang
akan menyelenggarakan pemilihan umum untuk menetapkan keanggotaan majelis
Nasional seluruh Vietnam,
b.
Penetapan tanggal
pemilihan umum,
c.
Penetapan tanggal sidang pertama
dari badan hasil pemilihan umum.
Pada tanggal 25 April 1976
diselenggarakan pemilihan umum anggota majelis nasional Vietnam yang 2 bulan
kemudian setelah pemilihan umum, terbentuklah negara kesatuan yang bernama
Republik Sosialis Viet, yang memilih Hanoi sebagai ibukotanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar